Contatc


Home » » Akankah percetakan konvensional tetap eksis ?

Akankah percetakan konvensional tetap eksis ?

Kekhawatiran pengusaha lokal / pribumi industri cetak menghadapi masa era globalisasi yang identik dengan berbagai peralatan modern yang canggih dan serba otomatis, serta dilengkapi dengan system pelayanan modern mengakibatkan persaingan bisnis yang sangat tajam.


Sementara para pengusaha local yang terpaksa bertahan dengan paralatan tradisional bahkan ditambah lagi dengan pelayanan yang sangat terba-tas maka para ilmuan ekonomi mem-perkirakan kedepan tidak mustahil pu-luhan ribu industri jasa cetak tradisional yang telah menyebar di hampir seluruh ibu kota kecamatan di Indonesia.

Era modern “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Yang kaya dipuja-puja yang miskin diinjak-injak” ditambah lagi dengan banyaknya penanam modal asing yang mengua-sai percetakan di Indonesia, hingga mengibatkan paras grafika bagikan persaingan cecak dan buaya.

Kenapa tidak, sekedar gambaran ten-tang penderitaan para pengusaha per­cetakan kecil yang tersebar banyak diseluruh pelosok Indonesia, antara lain : peralatan mesin dan sparepart yang hampir 99, % imtort, harga ker-tas sebagai bahan baku cetakan selain harganya tidak stabil, sulitnya setengah mati, perkembangan teknologi yang begitu c.epat, semantara, di dunia perbankan yang diharapkan sebagai sum-ber permodalan hanya dilirik sebelah mata. Panderitaan ini dilengkapi lagi dengan bebasnya berkeliaran calo dan industri-industri raksasa. Kata seorang pengusaha cetak yang tidak mau disebutkan namanya di pinggiran Jakarta.

Lalu apa yang harus diperbuat ??? katanya sambil menengadahkan tangan. Tiada lain para pengusaha percetakan tersebut harus berupaya sendiri men-cari jalan keluar demi untuk memper-tahankan eksistensinya.

Hal ini tentu menjadi pukulan yang san­gat berat, sebab kalau kurang siap dan cermat menghadapinya maka dalam waktu dekat, mesin-mesin tua tersebut akan jadi rongsokan. Sementara para pengusahanya akan budak di tanah leluhur. Karenanya dalam menelusuri kehidupan ekonomi di tanah air tercinta Indonesia ini, banak orang berpenda-pat bahwa lebih dari sepuluh tahun terakhir Pemerintah kehilangan wibawa dalam menangani masalah politik dan ekonomi, akan dibawa kemana geran-gan perekonomian Indonesia?

Dari beberapa kunjungan ke perceta­kan sering ditemui bahwa para opera­tor cetak tanpa basic hanya operator yang turun temurun padahal nilai mesinnya bukan murah, sehingga mereka terbiasa melakukan kerja tidak sesuai dengan SOP (Standard Operating Pro­cedure). Hal ini itu merugikan pengu­saha itu sendiri, bukankah keserasian atau keselarasan dalam usaha ini juga diperlukan.

Mengapa hal ini terjadi? Karena ia merasa rugi apabila harus mengor-bankan waktu dan biaya untuk training/ pelatihan bagi para Operator/Supervi-sornya. Namun tak pernah terfikirkan akibatnya bahwa percetakan akan selalu mendapat masalah yang mengganggu jalannya produksi yang kalau dihitung-hitung kerugian yang ditim-bulkan sangat besar seperti kerusakan mesin, kehilangan waktu kerja pada saat kerusakan mesin, harus memba-yar biaya cetak yang disub di perceta­kan lain, claim customer, kualitas dan kapasitas yang tidak pasti, dan hilang-nya kepercayaan customer.

Namun demikian tidak perlu khawatir dan tidak ada kata terlambat bagi yang ingin maju, dirmana ada kemauan disitu ada jalan, jika tidak ketemu jalan silakan bikin jalan melalui peningkatan kemampuan diri dan karyawan untuk mau merubah cara berfikir, cara kerja dengan membuang cara kerja yang salah dan menggantikannya dengan cara yang lebih baik, efektif dan efisien.

Lalu langkah apa sajakah yang dapat dilakukan untuk menekan biaya di dalam produksi yang kerapkali terlupakan oleh percetakan tradisionil ? Di bawah ini penulis mencoba memberikan contoh beberapa hal yang sering diabaikan oleh operator cetak / pengelola percetakan kecil karena dianggap merugikan, antara lain :
1. Pemeliharaan mesin, karena biasanya yang terfikir oleh para Pengusaha adalah hanya uang masuk, sayang membuang waktu rutin hanya untuk pembersihan dan perawatan mesin.
2. Memilih alat cuci roll yang baik dan tepat, (biasanya pe.mikirannya hanya asal murah).
3. Menyiapkan spare/cadangan rol tinta/air.
4. Tidak perlu menggunakan punch register pada saat montas, kar­ena alat dan pin register harganya mahal, cukup dengan diukur tengah, kanan dan kiri baik pada astralon maupun pada saat expose pelat.
5. Tidak mau melakukan preset­ting cetak meski mesin cetaknya sudah dipersiapkan dengan meja CPC.
6. Tidak mau menggunakan alat bantu : counter machine, register system, lup, color strip, grey scale, micrometer, dll karena dianggap telah ada printer yang lebih pintar dari alat tersebut.
7. Dan banyak hal di lapangan yang apabila dikerjakan akan sangat menguntungkan.

Sebaliknya berikut ini beberapa hal yang dapat membantu menekan efisiensi kerja di percetakan a.I. :
1. Persiapan / perencanaan cetak yang matang.
2. Register system (montas dan cetak) yang baik.
3. Presetting di mesin cetak.
4. Cara mencetak dan mengontrol cetakan.

 
1. Persiapan Cetak : Persiapan cetak yang direncanakan dengan baik akan membantu kelancaran proses kerja selanjutnya. Pekerjaan persiapan cetak antara lain membuat rencana kerja cetak sampai finishing. Menentukan mesin cetak yang akan dipakai sebagai dasar perencanaan, dikaitkan dengan jumlah cetakan, ukuran cetak, lipat dan jilid merupakan data untuk merencanakan berapa jumlah kertas, tinta yang hams dipersiapkan termasuk untuk inskit cetak yang pantas diberi-kan untuk setiap kateren/velnya.
2. Register System : Manfaat dari Register system antara lain :
1. Memudahkan cara montase yaitu menempatkan film warna satu di atas warna lainnya sedemikian rupa dengan menggunakan pass kruis.
2. Mempermudah pembuatan / penyinaran pelat cetak, dengan meng­gunakan pin register, pasti posisinya akan tepat sama pada pelat satu dan lainnya, tanpa harus mengukur lagi.
3. Memudahkan proses cetak 4 warna untuk mendapatkan register antara lembar warna satu dan lembar warna berikutnya.
4. Secara otomatis akan menghemat waktu penyetelan cetak dan menghemat kertas inskit yang terbuang.
5. Presetting : Pada mesin cetak selalu tersedia mengatur buka dan tu-tup tinta, baik yang dilakukan otomatis (CPC) maupun yang dilakukan secara manual pada bak tinta. Untuk memper-cepat penyetelan ketebalan tinta pada cetakan, seyogyanya setelah selesai mencetak semua posisi kunci pada 0 (nol/zero). Ketika pelat cetak akan di-pasang diletakkan pada posisi kunci tinta tersebut. Bagian yang tidak ada cetakan sebaiknya ditutup, bagian yang blok dibuka penuh, sedangkan bagian lain (text dan gambar raster) dibuka sesuai dengan kebutuhan tinta yang dapat dilihat dari banyaknya im­age area, searah vertical dengan kunci tinta tersebut. Begitu coba cetak dilaku­kan, kita tinggal menghaluskannya saja (tuning), sampai warna yang diinginkan cukup didapatkan.
6. Menguasai proses control cetak : Selama pencetakan berlang-sung secara berkala (50-100 Ibr) ceta­kan diambil untuk diperiksa :
1. Tarikan anleg, kanan, kiri, atas bawah, pastikan tidak berubah pada setiap lembar cetak.
2. Register cetak, selalu tepat, baik warna satu dan lainnya atau pada lembar satu dengan lainnya.
3. Ketebalan warna tinta disebelah kanan, kiri dan tengah cetakan se­lalu sama tidak tebal tipis) pada image area (Kerataan tinta dan air diseluruhan area cetak, bias disebabkan karena te kanan rol yang tidak merata) akibatnya cetakan tebal, tipis atau kotor.
4. Jumlah cetakan selalu dikontrol agar tidak terlalu banyak lebih atau kurang, cukup cetakan bersih/pesanan oplah dan inskit. Yang paling mudah adalah menghitung jumlah cetakan yang tidak terpakai, rusak atau kotor. Tidak boleh sama atau lebih banyak dari inskit cetak.

Masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk menekan efisiensi kerja, namun sebagian saja dari hal tersebut dapat dilakukan Insya Allah akan mengurangi jumlah biaya yang menyangkut waktu, bahan maupun tenaga listrik maupun tenaga kerja, sehingga dengan demiki­an kita masih dapat menyaingi pesaing kita.

Selain itu hendaknya kita mau merubah cara berfikir dan cara kerja orang yang telah bertahun-tahun terbiasa dengan caranya sendiri. Memang diperlukan waktu, kesabaran dan ketekunan di dalam merealisasikannya, dan itu semua memang bermuara pada biaya.

Operator sebaiknya lebih sering mendapat pengarahan dari orang yang berpengalaman, atau mengikuti training mengenai pengetahuan teknis cetak mencetak. Mengeluarkan sedikit biaya untuk meraih keuntungan yang jauh lebih banyak, atau sebaliknya kerugian dan selalu ketinggalan zaman karena tidak mau mengorbankan sedikit biaya, tinggal pilih mana yang disukai.

Namun dapat dipastikan cepat atau lambat kalau kita tidak mau merubah-nya, kita pasti akan tergilas oleh kemajuan zaman, karenanya mari melangkah dengan semboyan : SELALU SELANGKAH MAJU. Semoga sukses.

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Rumah Digital - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger